Kamis, 13 Oktober 2011

WATER


AIR

Air merupakan karunia Tuhan yang harus dikelola secara bijaksana dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis agar tidak menjadi bencana bagi umat manusia. Ada tiga macam bencana berkaitan dengan air, yaitu kekurangan air, kelebihan air (banjir), dan penyakit bawaan air. Kekurangan atau kelebihan air dapat dikendalikan dengan pengelolaan sumberdaya air sejak hulu (daerah imbuhan air tanah) hingga hilir (pemanfaatan air). Sementara penyakit bawaan air dapat dikendalikan dengan pengelolaan kualitas air yang baik. Pengelolaan sumberdaya air tidak lepas dari budaya yang berkembang di masyarakat.

Judul artikel di atas merupakan tema Hari Air Dunia, 22 Maret 2006, yang telah ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini mengingatkan kepada kita semua keterkaitan air dengan budaya. Sepanjang sejarah peradaban manusia tak pernah lepas dari peranan air sebagai sumber kehidupan dan penghidupan. Demikian halnya pengelolaan sumberdaya air, dari waktu ke waktu berkembang seiring dengan tingkat peradaban manusia, yang tercermin dalam nilai budaya setempat.

Pada peringatan Hari Air Dunia tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA), yang meliputi 6 komponen, yaitu:
  1. Penataan ruang, pembangunan fisik, pertanahan dan kependudukan;
  2. Rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi sumber daya air;
  3. Pengendalian daya rusak air;
  4. Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air;
  5. Penghematan penggunaan dan pengelolaan permintaan air;
  6. Pendayagunaan sumber daya air secara adil, efisien, dan berkelanjutan.

Berkaitan dengan itu, perlu dikembangkan budaya masyarakat Indonesia untuk menjaga kelestarian sumber air. Perilaku yang perlu menjadi budaya di tengah masyarakat adalah kesadaran akan pentingnya penghematan sumberdaya alam, penghematan sumberdaya air, tidak mencemari air, pemanfaatan air hujan, dan peresapan air hujan ke dalam tanah.

Penghematan Sumberdaya Alam

Penghematan adalah upaya mengurangi pemakaian sumberdaya alam yang dirasa kurang penting atau upaya pemanfaatan kembali setiap barang yang masih bisa digunakan. Contoh sederhana adalah dalam pemakaian kertas di kantor. Secara tidak langsung, penghematan pemakaian kertas turut menyumbang kelestarian air. Produk kertas umumnya berasal dari bahan baku berupa kayu. Bila permintaan kayu meningkat, maka tidak mustahil hutan lindung akan menjadi sasaran. Bila hal ini terjadi, maka ancaman tanah longsor dan banjir lumpur ada di depan mata, dan berkurangnya daerah-daerah yang selama ini menjadi imbuhan air tanah. Berkurangnya imbuhan air tanah ini berakibat pada berkurangnya cadangan air di musim kemarau.

Penghematan Sumberdaya Air

Hemat air, hemat biaya. Tentu slogan ini cukup beralasan. Mari kita perhatikan proses tersedianya air di hadapan kita. Banyak sekali biaya dan energi yang terbuang, mulai dari investasi bangunan air (waduk, sungai, dam, dan sebagainya), penggunaan listrik dan pompa, pemakaian bahan kimia, investasi bangunan pengolahan air, investasi jaringan pipa air, dan biaya operasi dan perawatan sistem penyediaan air. Bila setiap orang melakukan langkah penghematan air, akan banyak biaya yang dapat dihemat dan pelayanan air bersih dapat diperluas kepada masyarakat yang selama ini belum menikmati pelayanan air bersih.

Upaya nyata dalam penghematan air misalnya mencuci mobil seperlunya. Kalau kotoran di mobil bisa dibersihkan tanpa dicuci, mengapa harus dicuci. Banyak sekali contoh lain upaya penghematan yang dapat dilakukan masyarakat.Alasan penghematan air tentu bukan sekadar untuk penghematan biaya. Tapi yang lebih penting dari itu adalah penghematan cadangan air di sumber-sumber air. Penghematan sumber air berimplikasi penting bagi kelestarian air sehingga penyediaan air bersih akan tetap sustainable sepanjang waktu. Kampanye hemat air harus terus dilakukan dengan berbagai media. Peran dan prakarsa dapat diambil oleh pemerintah, pengelola sumberdaya air dan instansi suplai air bersih, masyarakat dan LSM. Pendidikan mengenai air dan lingkungan merupakan bagian utama dalam kampanye kepedulian konservasi lingkungan. Tema-tema kampanye perlu dipilih yang menarik dan menyentuh hati masyarakat. Sebagai contoh poster kampanye hemat air di Singapura: “90 liter air bersih mengalir terus menerus untuk mencuci rambut dengan sampo selama 10 menit. Air sebanyak itu cukup untuk mengisi sebuah botol minuman anak yang kehausan selama 25 minggu”.

Perbaikan Kualitas Air

Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan limbah yang secara langsung atau tidak, akan mencemari perairan. Budaya yang mengakar cukup kuat di tengah masyarakat adalah menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan. Air bekas mandi, cuci, sampah, limbah industri semuanya dibuang ke sungai. Memang, sulit sekali mengubah budaya ini. Upaya yang mungkin dilakukan adalah meminimumkan jumlah limbah dan mengolah limbah hingga ke tingkat yang aman dan tidak mencemari perairan. Pengolahan limbah dapat dilakukan oleh industri dan masyarakat dengan dukungan pemerintah. Dalam skala kecilpun (misal rumah tangga), pengolahan limbah dapat dilakukan. Banyak teknologi pengolahan limbah sederhana dan tepat guna yang dapat dipilih.

Kualitas perairan yang baik akan menguntungkan banyak pihak. Instalasi penjernihan air akan lebih mudah dalam mengolah air, masyarakat dapat memanfaatkan air tanpa khawatir terkena penyakit, ikan akan hidup dengan baik, pemerintah dapat mengembangkan wisata air, dan banyak lagi manfaat yang diperoleh.

Pemanfaatan Air Hujan

Air hujan merupakan air gratis dari langit yang tidak banyak dimanfaatkan. Barangkali, ide pemanfaatan air hujan dianggap sesuatu yang aneh di Surabaya. Tapi bila hal ini dilakukan, maka cukup besar manfaat yang akan diperoleh; penghematan sumberdaya air, penghematan pemakaian air PDAM, mengurangi kemungkinan banjir dan sebagainya.

Selama ini, air bersih dari PDAM digunakan untuk minum, mandi, cuci, menggelontor kloset, membersihkan lantai, menyiram tanaman, mengisi kolam dan lain-lain. Untuk sekadar menggelontor kloset, menyiram tanaman, atau mengisi kolam ikan, tidak perlu air dengan kualitas seperti air minum. Di sinilah air hujan dapat menggantikan air PDAM. Setiap rumah, kantor, hotel, industri dapat membuat bak penampung air hujan dan digunakan untuk keperluan di atas. Pada musim kemarau, bila cadangan air hujan telah habis dapat diganti dengan air tanah atau yang lain.

Sebagai gambaran betapa besar penghematan air PDAM bila air hujan digunakan untuk penggelontoran kloset. Penggunaan air di hotel untuk penggelontoran sekitar 30 liter per hari per kamar. Bila jumlah kamar adalah 100 kamar, maka jumlah air yang dapat dihemat adalah 3000 liter per hari atau 90 meter kubik per bulan.

Peresapan Air Hujan

Banjir sering disebabkan oleh daya tampung saluran drainase yang tidak cukup. Memperbesar saluran drainase bukanlah satu-satunya solusi untuk mengatasi maslah banjir ini. Ada cara yang cukup efektif dalam mengatasi masalah ini bila dikerjakan oleh seluruh masyarakat, yaitu setiap rumah wajib membuat sumur resapan untuk meresapkan air hujan yang jatuh di pekarangan rumahnya. Namun upaya ini kurang berjalan baik bila muka air tanah cukup tinggi, seperti di daerah dekat pantai.

Peresapan air hujan ke dalam tanah mampu mengurangi volume limpasan permukaan, sehingga banjir dapat dikurangi. Di sisi lain, upaya ini sangat bermanfaat bagi penambahan cadangan air tanah, sekaligus menghambat intrusi air laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar